Serang,OpsJurnal.asia-
Warga Kampung Kecombrang, Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, tetap menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Meskipun mereka berada di dekat PT Peter Metal Technology (PMT), yang diduga menjadi sumber awal radioaktif Cesium-137.
Pantauan Kompas.com pada Kamis (2/10/2025) dari pukul 10.00 hingga 11.00 WIB, tidak ada warga yang mengungsi, walaupun kediaman mereka hanya berjarak 15 meter dari pabrik peleburan stainless steel tersebut.
Warga masih beraktivitas normal, seperti pergi ke ladang, menjemur pakaian, dan berjualan. Lapak-lapak warung makan tetap buka, dengan pedagang gorengan, kopi, dan makanan lainnya beroperasi seperti sebelum terjadinya kasus radioaktif.
Salah satu warga, Pinah (26), mengaku tetap berjualan makanan meskipun merasa takut setelah mengetahui adanya sumber radioaktif di dekat rumahnya.
"Masih kaya biasa, warga sini masih beraktivitas normal. Takut sih, di TikTok atau di berita katanya kalau terpapar lama-lama bisa menyebabkan penyakit kanker atau apa gitu. Takut mah takut," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com.
Keluhkan Sesak Napas Pinah mengungkapkan, kedua orangtuanya mengeluhkan sesak napas dalam dua bulan terakhir.
"Di sini kan banyak yang sakit, yang ngeluh. Saya juga ini gak tahu, sesek terus. Abah saya juga sesek," kata dia.
Meski sudah mengeluhkan sakit, keluarganya belum memeriksa kondisi kesehatan ke Puskesmas terdekat. Pinah menyoroti kurangnya sosialisasi dari pemerintah, baik di tingkat desa maupun pusat, mengenai kondisi kesehatan dan gejala paparan radioaktif.
"Seharusnya kan pemerintah aktif gitu ya, maksudnya ngasih tahu. Kalau enggak ngasih fasilitas ngecek kesehatan. Gejalanya apa aja? Harusnya kan gitu, kalau ini kan gak ada dari desa, dari pemerintah setempat," ujarnya.
Pinah menolak jika pemerintah meminta warga untuk mengungsi. Seharusnya pemerintah menyelesaikan permasalahan radioaktif dengan membersihkan atau menutup permanen pabrik yang menjadi sumber masalah, bukan memindahkan warganya.
"Kalau disuruh mengungsi enggak deh. Kalau harus ngungsi ya. Kalau misalkan kita diungsikan emang pemerintah mau nanggung kita, pindah rumah ke mana?" tegasnya.
Warga lainnya, Andi (52), juga menyatakan tetap beraktivitas seperti biasa. Ia merasa tidak takut dan tidak merasakan gejala atau dampak kesehatan akibat paparan radioaktif.
"Kalau saya sehat-sehat. Alhamdulillah tidak ada gejala, yang kerja di situ (PT PMT) ajah yang di cek ke puskesmas, yang sudah berhenti," ungkap Andi.
Andi pun menolak jika pemerintah memintanya meninggalkan warung yang juga tempat tinggalnya.
"Mau ke mana ngungsinya, siapa yang mau tanggung jawabnya. Saya tinggal di sini sebelum pabrik (PMT) berdiri," pungkasnya.
Sumber: Kompas.com