Salatiga,OpsJurnal.asia-
Puluhan nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) menggeruduk rumah pribadi Nicholas Nyoto Prasetyo, bos koperasi tersebut. Mereka menagih pencairan dana yang telah disetorkan. Aksi nasabah itu berlangsung sejak Selasa (30/9/2025) dan berlanjut hari ini, Rabu (1/10/2025).
Para nasabah berasal dari berbagai kota seperti Kota Salatiga, Kota Semarang, Semarang, Boyolali, Wonosobo, dan beberapa daerah lain.
Mereka awalnya hanya menunggu sembari beberapa kali berteriak agar Nicho menemui nasabah. Namun karena tak kunjung menuai kepastian, ada nasabah yang mencorat-coret rumah mewah yang berada di Jalan Merdeka Selatan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
Para nasabah pun memaksa masuk ke rumah bercat putih tersebut. Hingga kemudian mereka bisa membuka pintu pagar besi dan berada di halaman rumah tersebut. Salah seorang nasabah, Moko mengatakan, mereka datang untuk mengambil kembali uang yang telah disetorkan ke Koperasi BLN.
"Ini adalah aksi spontan untuk menagih janji yang telah diucapkan Nicho. Kami hanya ingin silaturahmi, tidak demo, tidak akan merusak dan tidak akan menjarah," ungkapnya.
"Sejak Maret 2025, kami dijanjikan dana yang telah disetorkan akan dicairkan atau dikembalikan pada 30 September 2025, namun ternyata hingga saat ini Nicho malah menghilang," kata dia. Menurutnya, seluruh nasabah telah menjadi korban BLN.
"Soal besar kecil nominal yang disetorkan itu kan relatif. Mungkin bagi mereka nilai saya kecil, tapi setengah mati saya mencarinya. Karena itu kami minta Nicho mengembalikan hak-hak kami," paparnya.
Aksi para nasabah BLN ini mendapat pengawalan ketat dari anggota Polres Salatiga. Bahkan Kapolres AKBP Veronica pun turun langsung untuk bernegosiasi dengan para nasabah.
"Kami minta penyampaian aspirasi dilakukan dengan tertib dan tidak melanggar hukum. Termasuk jika ada laporan ke kepolisian terkait hal ini, akan ditindaklanjuti secara profesional," ungkapnya.
Terpisah, penasihat hukum Koperasi BLN Muhammad Sofyan saat dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut hanya menjawab singkat.
"Saya masih di Semarang, belum update yang terjadi," kata dia.
Seperti diketahui, anggota Koperasi BLN di beberapa daerah seperti Salatiga, Boyolali, dan Surakarta melapor ke polisi karena mereka tak lagi mendapat keuntungan atas modal yang telah disetorkan. Mereka juga menyatakan kesulitan menarik modal.
Polemik terjadi saat dimulainya konversi keanggotaan Koperasi BLN dari program Sipintar dengan bunga 4,17 persen ke program Sijangkung yang menawarkan bunga 2 persen per bulan. Koperasi BLN diperkirakan memiliki 40.000 anggota yang tercatat di 24 kantor cabang dengan akumulasi modal yang disetorkan mencapai Rp 3,1 triliun.
Sumber: Kompas.com