Washington DC,OpsJurnal.Asia -
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), mengatakan negaranya ingin melakukan normalisasi hubungan dengan Israel melalui Abraham Accords yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Tetapi, MBS menegaskan bahwa status negara Palestina menjadi kunci dalam menjalin hubungan dengan Israel. Dikatakan oleh MBS bahwa dibutuhkan "jalan yang jelas" menuju pembentukan negara Palestina, sebelum normalisasi bisa dilakukan.
Pernyataan terbaru soal potensi normalisasi Saudi dan Israel itu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (19/11/2025), disampaikan MBS di Ruang Oval Gedung Putih saat dirinya bertemu Trump pada Selasa (18/11) waktu setempat.
"Kami ingin menjadi bagian dari Abraham Accords. Tetapi, kami juga ingin memastikan bahwa kami mengamankan jalan yang jelas menuju solusi dua negara," kata MBS kepada wartawan, dengan Trump di sampingnya.
"Kami akan mengupayakannya, untuk memastikan bahwa kami dapat mempersiapkan situasi yang tepat sesegera mungkin," tambahnya.
Ketika didesak oleh Trump, yang mengatakan bahwa tamunya memiliki "perasaan yang sangat baik" terhadap Abraham Accords, sang Putra Mahkota Saudi mengatakan bahwa: "Kami menginginkan perdamaian bagi Israel. Kami menginginkan perdamaian bagi Palestina."
"Kami ingin mereka hidup berdampingan secara damai di kawasan, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk mewujudkan hal tersebut," tegas MBS.
Abraham Accords, yang mengatur perjanjian normalisasi antara negara-negara Arab dan Israel, dipuji oleh Trump dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebagai kemenangan diplomatik yang gemilang.
Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menjadi negara-negara Arab pertama yang bergabung dengan perjanjian itu tahun 2020 lalu -- pada masa jabatan pertama Trump.
Saudi akan menjadi "hadiah" lebih besar karena statusnya sebagai penjaga dua situs suci agama Islam dan pengaruhnya di dunia Arab dan Islam. Namun beberapa waktu terakhir, Saudi berulang kali menegaskan bahwa negaranya tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa adanya negara Palestina.
Sumber:detik.com

