Jakarta,OpsJurnal.Asia-
Jumlah tokoh yang akan mendapat gelar Pahlawan Nasional tahun ini masih menunggu keputusan Presiden Prabowo Subianto.
Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon mengatakan, Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengajukan 40 nama tokoh dari berbagai daerah untuk dipertimbangkan.
"Nanti itu (jumlahnya) akan ditentukan oleh Presiden," kata Fadli di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Paling banyak, kata Fadli, sekitar delapan nama tokoh yang mendapat gelar pahlawan tersebut.
"Memang selama ini jumlahnya itu tidak terlalu banyak karena setahu kami dalam statistiknya paling banyak itu pernah setahun itu delapan," ucap dia.
Namun, kata dia, keputusan akhir tetap berada di tangan kepala negara. Fadli menilai, semakin banyak tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional justru semakin baik.
Sebab, dari 40 nama yang diusulkan itu, banyak tokoh pejuang yang dinilai layak mendapat gelar tersebut.
"Ini tahun yang istimewa, 80 tahun Indonesia Merdeka, lebih banyak lebih bagus, karena juga ada usulan-usulan yang mengakomodasi dari berbagai macam provinsi dan memang banyak tokoh yang mereka sangat pantas menjadi pahlawan, belum mendapatkan gelar," terangnya.
Lebih lanjut, Fadli menyebut 40 nama yang diusulkan Kemensos itu telah memenuhi syarat dan kriteria. Namun, Dewan GTK tetap akan melakukan pembahasan terkait nama-nama yang diusulkan.
"Ya nanti akan kita bahas, akan kita sampaikan kepada Presiden sesuai dengan kesepakatan Dewan Gelar," tegas politikus Partai Gerindra itu.
Diketahui, ada 40 nama tokoh yang diusulkan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional kepada Fadli Zon pada Selasa (21/10/2025) lalu.
Dari 40 nama tokoh yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional, di antaranya ada Soeharto hingga Marsinah.
"Usulan ini berupa nama-nama yang telah dibahas selama beberapa tahun terakhir. Ada yang memenuhi syarat sejak lima atau enam tahun lalu, dan ada pula yang baru diputuskan tahun ini. Di antaranya Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid, dan juga Marsinah," tutur Gus Ipul.
Sumber:kompas.com

