Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) menyampaikan prosedur operasi standar (standard operating procedure) penyajian program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan ditingkatkan setelah adanya kasus keracunan.
Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO Noudhy Valdryno mengungkapkan berdasarkan temuan Badan Gizi Nasional (BGN), memang terdapat penurunan kualitas dari menu MBG di wilayah tersebut belakangan ini.
"Jadi memang ada kelelahan di tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)-nya," kata Ryno dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan SPPG di NTT merupakan salah satu dapur perintis, sehingga sudah beroperasi sejak Januari 2025. Pada awal beroperasi, anak-anak yang menerima MBG dari SPPG tersebut masih senang memakan menu yang disediakan.
Namun setelah kurang lebih enam bulan berjalan, sambung dia, tim SPPG di NTT pun merasa kelelahan lantaran setiap hari sudah memasak 3 ribu porsi MBG.
Menurutnya, hal tersebut yang menyebabkan ratusan anak di Kupang, NTT mengalami keracunan, yang diduga akibat mengonsumsi MBG, pada 22 Juli 2025.
Kendati demikian usai insiden itu, Ryno langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada pukul 04.30 WIT sebelum MBG dikirim ke berbagai sekolah.
Setelah itu, dikatakan bahwa menu MBG di NTT sudah kembali membaik dan menggugah selera siswa yang menerimanya.
"Jadi makanannya sudah kami cek bahwa menunya sudah benar-benar kembali sesuai standar," ungkapnya.
Selain itu, Ryno mengatakan ditambahkan pula protokol lain dalam standar program MBG di sana, yakni pengecekan kesehatan para pihak yang mempersiapkan program MBG secara langsung.
Dengan demikian, kata dia, jangan sampai orang yang mempersiapkan MBG untuk para siswa sedang dalam keadaan sakit karena anak-anak cenderung mudah tertular dan rentan terhadap penyakit.
"Tidak usah sakit yang parah-parah, misalnya flu saja anak-anak itu gampang tertular," tutur Ryno.
Diharapkan pula ke depannya, BGN dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar bisa memastikan bahwa kejadian keracunan yang sudah pernah terjadi di NTT tidak terulang di mana pun.
"MBG itu selalu kami targetkan zero accident, jadi tidak boleh lagi ada kasus seperti ini," katanya menegaskan.
Sumber : antaranews.com