Jakarta,OpsJurnal.Asia-
Kementerian Kebudayaan mengenang Ki Anom Suroto yang telah meninggal dunia sebagai sosok yang murah hati berbagi ilmu. 
"Dalam bidang ilmu, beliau sangat dermawan membagi ilmu kepada junior-juniornya," ujar Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan, kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Restu mengatakan sang maestro dalang itu juga seorang pendakwah ulung yang menyampaikan syiar Islam lewat karya seninya. 
"Seperti lagu ciptaannya, "Pepiling" sangat bernuansa agamis Islam," tambah Restu.
Sosok maestro dengan nama lengkap Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro di mata Restu merupakan seorang yang begitu mendedikasikan diri bagi kemajuan seni dalam negeri.
"Belum lama ini waktu perayaan hari kebudayaan di Yogyakarta, 17 Oktober masih menyempatkan pementasan wayang kulit. Pengabdiannya sepanjang hidupnya adalah untuk seni," pungkasnya.
Ki Anom Suroto meninggal dunia 
Sebelumnya, dalang Ki Anom Suroto tutup usia akibat serangan jantung setelah sempat dirawat di Rumah Sakit dr Oen Kandang Sapi, Jawa Tengah.
Dalang kawakan asal Kabupaten Sukoharjo tersebut meninggal pada pukul 07.00 WIB, Kamis (23/10/2025).
Sebelum meninggal, Jatmiko mengaku diberi pesan dari ayahnya agar selalu menjaga kerukunan keluarga.
"Kemarin sempat berkomunikasi, kami anak-anaknya diminta melanjutkan perjalanan bapak. Harus rukun, nggak boleh ada yang berkelahi," katanya. 
Sementara itu, Ki Ageng Anom Suroto Lebdo Nagoro tersebut meninggal di usia 77 tahun. Sang maestro dalang tak hanya dikenal dalam kepiawaiannya, namun juga kerap menyerukan perlunya pelestarian seni pewayangan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah maupun masyarakat.


 
 
 
 
 
